Soal Latihan Ujian Universitas Terbuka EKMA4366 Pengembangan SDM KB 7 Beserta Kunci Jawaban
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Definisi organisasi belajar sebagai suatu disiplin untuk mengembangkan potensi kapabilitas individu dalam organisasi yang dikenal dengan The Fifth Dicipline. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ....
A. Michael Marquardt
B. Richard Beckhard
C. Barbara Braham
D. Peter Senge
Jawaban.
D. Peter Senge
D. Peter Senge
2) Organisasi harus mampu melihat pola perubahan secara keseluruhan, dengan cara berpikir bahwa segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi dan membentuk sinergi. Pernyataan tersebut termasuk ke dalam salah satu The Fifth Dicipline, yaitu ....
A. visi bersama
B. berpikir sistem
C. pola mental
D. penguasaan pribadi
Jawaban.
B. berpikir sistem
B. berpikir sistem
3) Organisasi belajar sebagai suatu organisasi yang belajar secara kolektif dan bersemangat, dan terus menerus mentransformasikan dirinya pada pengumpulan, pengelolaan dan penggunaan pengetahuan yang lebih baik bagi keberhasilan perusahaan. Definisi organisasi belajar tersebut dikemukakan oleh ....
A. Michael Marquardt
B. Richard Beckhard
C. Barbara Braham
D. Peter Senge
Jawaban.
A. Michael Marquardt
A. Michael Marquardt
4) Berikut ini adalah empat tipe pembelajaran yang dikembangkan dalam organisasi belajar, kecuali ....
A. mempelajari fakta-fakta, pengetahuan, proses, dan prosedur
B. belajar beradaptasi
C. mempelajari keterampilan kerja baru yang bisa ditransfer ke situasi lain
D. mempelajari kepribadian orang lain
Jawaban.
D. mempelajari kepribadian orang lain
D. mempelajari kepribadian orang lain
5) Berikut ini adalah manfaat pentingnya membangun organisasi belajar, kecuali .…
A. mampu menghadapi tantangan perubahan dalam segala aspek lingkungan kehidupan
B. menerapkan pengetahuan perilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
C. menyesuaikan diri dengan perubahan agar tetap bertahan dan berkembang
D. mencapai kinerja yang tinggi dan memenangkan persaingan
Jawaban.
B. menerapkan pengetahuan perilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
B. menerapkan pengetahuan perilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
6) Menurut Marquardt model sistem belajar dalam organisasi belajar terdiri atas 4 subsistem yaitu ....
A. organisasi, orang, pengetahuan, dan teknologi
B. organisasi, struktur, pengetahuan, dan teknologi
C. budaya, orang, prosedur, dan teknologi
D. budaya, orang, prosedur, dan lingkungan
Jawaban.
A. organisasi, orang, pengetahuan, dan teknologi
A. organisasi, orang, pengetahuan, dan teknologi
7) Berikut ini adalah manfaat pentingnya membangun organisasi belajar, kecuali …
A. mampu menghadapi tantangan perubahan dalam segala aspek lingkungan kehidupan
B. menerapkan pengetahuan prilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
C. menyesuaikan diri dengan perubahan agar tetap bertahan dan berkembang
D. mencapai kinerja yang tinggi dan memenangkan persaingan
Jawaban.
B. menerapkan pengetahuan prilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
B. menerapkan pengetahuan prilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
8) Perubahan keterampilan, pemahaman, pengetahuan, dan sikap serta nilai yang diperoleh seseorang melalui proses belajar mandiri, belajar berbasis teknologi, dan observasi. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ....
A. belajar kelompok
B. belajar individual
C. belajar organisasi
D. belajar keterampilan
Jawaban.
B. belajar individual
B. belajar individual
9) Peningkatan intelektual dan kapabilitas produksi yang diperoleh dari komitmen organisasi dan kesempatan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ....
A. belajar kelompok
B. belajar individual
C. belajar organisasi
D. belajar keterampilan
Jawaban.
C. belajar organisasi
C. belajar organisasi
10) Langkah-langkah untuk membangun organisasi perkembangan untuk menuju kesiapan daya saing organisasi, kecuali ….
A. menentukan kapabilitas kepemimpinan organisasi pengembangan yang berorientasi pada dalam diri (intrinsik), karyawan, kinerja, tim dan organisasi
B. merekrut, menyeleksi, dan melatih pemimpin dan manajer pengembangan
C. menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu (TQM) untuk menjamin kepuasan anggota organisasi
D. menghubungkan inisiatif pertumbuhan dan perkembangan dengan strategi, sasaran, dan target bisnis organisasi
Jawaban.
C. menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu (TQM) untuk menjamin kepuasan anggota organisasi
C. menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu (TQM) untuk menjamin kepuasan anggota organisasi
Kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan pengertian organisasi belajar menurut Peter Senge!
Jawaban.
Peter Senge, mengemukakan definisi organisasi belajar sebagai suatu disiplin untuk mengembangkan potensi kapabilitas individu dalam organisasi yang dikenal dengan Disiplin Kelima (The Fifth Dicipline) sebagai berikut.
1. Berpikir Sistem (Systems Thinking)
Setiap usaha manusia, termasuk bisnis, merupakan sistem karena senantiasa merupakan bagian dari jalinan tindakan atau peristiwa yang saling berhubungan, meskipun hubungan itu tidak selalu tampak. Oleh karena itu organisasi harus mampu melihat pola perubahan secara keseluruhan, dengan cara berpikir bahwa segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi dan membentuk sinergi. Cara pandang, bahasa untuk menggambarkan dan memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari suatu sistem. Hal ini dapat membantu untuk melihat bagaimana mengubah sistem secara efektif.
2. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Setiap orang harus mempunyai komitmen untuk belajar sepanjang hayat dan sebagai anggota organisasi perlu mengembangkan potensinya secara optimal. Penguasaan pribadi merupakan suatu disiplin yang antara lain menunjukkan kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara objektif. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang memasuki suatu organisasi dengan penuh semangat, tetapi setelah merasa “mapan” dalam organisasi itu lalu kehilangan semangatnya. Oleh karena itu, disiplin sangat penting artinya bahkan menjadi landasan untuk
organisasi belajar. Belajar untuk memperluas kapasitas pribadi untuk mencapai hasil kerja
yang optimal dan menciptakan lingkungan organisasi yang mendukung seluruh anggota untuk mengembangkan diri sesuai harapan.
3. Pola Mental (Mental Models)
Setiap orang mempunyai pola mental tentang bagaimana ia memandang dunia di sekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi dari apa yang dilihatnya itu. Sering kali seseorang tidak menyadari pola mental mempengaruhi pikiran dan tindakannya. Oleh karena itu, setiap orang perlu berpikir secara reflektif dan senantiasa memperbaiki gambaran internalnya mengenai dunia sekitarnya, dan atas dasar itu bertindak dan mengambil keputusan yang sesuai.
Proses merefleksikan diri dan meningkatkan gambaran diri tentang dunia luar dan melihat bagaimana kemampuan dalam mengambil keputusan dan tindakan.
4. Visi Bersama (Shared Vision)
Organisasi yang berhasil berusaha mempersatukan orang-orang berdasarkan identitas yang sama dan perasaan senasib. Hal ini perlu dijabarkan dalam suatu visi yang dimiliki bersama. Visi bersama bukan sekedar rumusan keinginan suatu organisasi melainkan sesuatu yang merupakan keinginan bersama. Visi bersama adalah komitmen dan tekad dari semua orang dalam organisasi, bukan sekedar kepatuhan terhadap pimpinan. Membangun komitmen dalam kelompok dengan mengembangkan visi bersama tentang masa depan yang akan diciptakan.
5. Belajar Beregu (Team Learning)
Dalam suatu regu atau tim telah terbukti bahwa regu dapat belajar dengan menampilkan hasil jauh lebih berarti daripada jumlah kinerja perorangan masing-masing anggotanya. Belajar beregu diawali dengan dialog yang memungkinkan regu itu menemukan jati dirinya. Dengan dialog ini berlangsung kegiatan belajar untuk memahami pola interaksi dan peran masing-masing anggota dalam regu. Belajar beregu merupakan unsur penting, karena - regu bukan perorangan - merupakan unit belajar utama dalam organisasi. Mentransformasikan keahlian berpikir sehingga suatu kelompok dapat mengembangkan kemampuan lebih besar dibandingkan bekerja sendiri.
Peter Senge, mengemukakan definisi organisasi belajar sebagai suatu disiplin untuk mengembangkan potensi kapabilitas individu dalam organisasi yang dikenal dengan Disiplin Kelima (The Fifth Dicipline) sebagai berikut.
1. Berpikir Sistem (Systems Thinking)
Setiap usaha manusia, termasuk bisnis, merupakan sistem karena senantiasa merupakan bagian dari jalinan tindakan atau peristiwa yang saling berhubungan, meskipun hubungan itu tidak selalu tampak. Oleh karena itu organisasi harus mampu melihat pola perubahan secara keseluruhan, dengan cara berpikir bahwa segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi dan membentuk sinergi. Cara pandang, bahasa untuk menggambarkan dan memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari suatu sistem. Hal ini dapat membantu untuk melihat bagaimana mengubah sistem secara efektif.
2. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Setiap orang harus mempunyai komitmen untuk belajar sepanjang hayat dan sebagai anggota organisasi perlu mengembangkan potensinya secara optimal. Penguasaan pribadi merupakan suatu disiplin yang antara lain menunjukkan kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara objektif. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang memasuki suatu organisasi dengan penuh semangat, tetapi setelah merasa “mapan” dalam organisasi itu lalu kehilangan semangatnya. Oleh karena itu, disiplin sangat penting artinya bahkan menjadi landasan untuk
organisasi belajar. Belajar untuk memperluas kapasitas pribadi untuk mencapai hasil kerja
yang optimal dan menciptakan lingkungan organisasi yang mendukung seluruh anggota untuk mengembangkan diri sesuai harapan.
3. Pola Mental (Mental Models)
Setiap orang mempunyai pola mental tentang bagaimana ia memandang dunia di sekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi dari apa yang dilihatnya itu. Sering kali seseorang tidak menyadari pola mental mempengaruhi pikiran dan tindakannya. Oleh karena itu, setiap orang perlu berpikir secara reflektif dan senantiasa memperbaiki gambaran internalnya mengenai dunia sekitarnya, dan atas dasar itu bertindak dan mengambil keputusan yang sesuai.
Proses merefleksikan diri dan meningkatkan gambaran diri tentang dunia luar dan melihat bagaimana kemampuan dalam mengambil keputusan dan tindakan.
4. Visi Bersama (Shared Vision)
Organisasi yang berhasil berusaha mempersatukan orang-orang berdasarkan identitas yang sama dan perasaan senasib. Hal ini perlu dijabarkan dalam suatu visi yang dimiliki bersama. Visi bersama bukan sekedar rumusan keinginan suatu organisasi melainkan sesuatu yang merupakan keinginan bersama. Visi bersama adalah komitmen dan tekad dari semua orang dalam organisasi, bukan sekedar kepatuhan terhadap pimpinan. Membangun komitmen dalam kelompok dengan mengembangkan visi bersama tentang masa depan yang akan diciptakan.
5. Belajar Beregu (Team Learning)
Dalam suatu regu atau tim telah terbukti bahwa regu dapat belajar dengan menampilkan hasil jauh lebih berarti daripada jumlah kinerja perorangan masing-masing anggotanya. Belajar beregu diawali dengan dialog yang memungkinkan regu itu menemukan jati dirinya. Dengan dialog ini berlangsung kegiatan belajar untuk memahami pola interaksi dan peran masing-masing anggota dalam regu. Belajar beregu merupakan unsur penting, karena - regu bukan perorangan - merupakan unit belajar utama dalam organisasi. Mentransformasikan keahlian berpikir sehingga suatu kelompok dapat mengembangkan kemampuan lebih besar dibandingkan bekerja sendiri.
2) Jelaskan perbedaan antara organisasi tradisional yang bersifat mengajari dengan organisasi yang mampu belajar!
Jawaban.
Berikut ini karakteristik organisasi yang mampu belajar dibandingkan dengan organisasi tradisional yang mengajari.
Karakteristik Organisasi tradisional yang mengajari
a. Siapa yang belajar? Para manajer/karyawan yang ditunjuk
b. Siapa yang mengajar? Pelatih atau nara sumber dari luar
c. Siapa yang bertanggung jawab? Departemen Diklat Kursus, magang, pelatihan
d. Peranti belajar yang digunakan? formal, bimbingan, rencana pelatihan
e. Kapan belajar? Ketika dibutuhkan, saat orientasi atau sesuai kebutuhan
f. Kompetensi apa yang dipelajari? Teknik
g. Di mana belajar? Ruang kelas, tempat kerja
h. Waktu? Untuk saat ini sesuai kebutuhan
i. Motivasi? Ekstrinsik dan terpaksa
Organisasi yang mampu belajar
a. Siapa yang belajar? Seluruh manajer/karyawan dari semua unit kerja
b. Siapa yang mengajar? Atasan langsung, pelatih dan nara sumber
c. Siapa yang bertanggung jawab? Setiap manajer/karyawan
d. Peranti belajar yang digunakan? Kursus, magang, rencana belajar,tim, mitra kerja, ukuran kinerja, refleksi pribadi
e. Kapan belajar? Sepanjang hayat, untuk jangka panjang
f. Kompetensi apa yang dipelajari? Teknis dan manajerial, hubungan pribadi, bagaimana belajar
g. Di mana belajar? Ruang rapat, saat melakukan pekerjaan, di mana saja
h. Waktu? Untuk masa yang akan datang
i. Motivasi? Intrinsik dan semangat
Berikut ini karakteristik organisasi yang mampu belajar dibandingkan dengan organisasi tradisional yang mengajari.
Karakteristik Organisasi tradisional yang mengajari
a. Siapa yang belajar? Para manajer/karyawan yang ditunjuk
b. Siapa yang mengajar? Pelatih atau nara sumber dari luar
c. Siapa yang bertanggung jawab? Departemen Diklat Kursus, magang, pelatihan
d. Peranti belajar yang digunakan? formal, bimbingan, rencana pelatihan
e. Kapan belajar? Ketika dibutuhkan, saat orientasi atau sesuai kebutuhan
f. Kompetensi apa yang dipelajari? Teknik
g. Di mana belajar? Ruang kelas, tempat kerja
h. Waktu? Untuk saat ini sesuai kebutuhan
i. Motivasi? Ekstrinsik dan terpaksa
Organisasi yang mampu belajar
a. Siapa yang belajar? Seluruh manajer/karyawan dari semua unit kerja
b. Siapa yang mengajar? Atasan langsung, pelatih dan nara sumber
c. Siapa yang bertanggung jawab? Setiap manajer/karyawan
d. Peranti belajar yang digunakan? Kursus, magang, rencana belajar,tim, mitra kerja, ukuran kinerja, refleksi pribadi
e. Kapan belajar? Sepanjang hayat, untuk jangka panjang
f. Kompetensi apa yang dipelajari? Teknis dan manajerial, hubungan pribadi, bagaimana belajar
g. Di mana belajar? Ruang rapat, saat melakukan pekerjaan, di mana saja
h. Waktu? Untuk masa yang akan datang
i. Motivasi? Intrinsik dan semangat
3) Strategi membangun organisasi belajar.
Jawaban.
Secara praktis, Marquardt mengemukakan strategi untuk membangun subsistem belajar yang dinamis sebagai berikut.
1. Mengembangkan program tindakan belajar melalui organisasi.
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk belajar bagaimana belajar.
3. Mengembangkan disiplin dialog dalam organisasi.
4. Menciptakan rencana pengembangan karier untuk karyawan.
5. Membangun program pengembangan diri.
6. Membangun keterampilan belajar beregu.
7. Mendorong dan mempraktekkan berpikir sistem untuk mengantisipasi belajar.
8. Mendorong/memperluas pola pikir (mindset) dan belajar perbedaan.
9. Mengubah pola mental relatif untuk belajar.
Menurut Marquardt, membangun organisasi belajar harus memahami model sistem organisasi belajar. Adapun model sistem belajar terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Organisasi, Orang, Pengetahuan, dan Teknologi. Setiap subsistem saling terkait dan saling mempengaruhi. Jika sebuah subsistem terganggu atau absen maka subsistem lain akan terpengaruh secara
signifikan. Dalam organisasi belajar ada tiga tingkatan belajar atau level of learning yang terdiri dari:
1. Belajar Individual (Individual Learning)
Belajar individual adalah perubahan keterampilan, pengetahuan, dan sikap serta nilai yang diperoleh seseorang melalui proses belajar mandiri, belajar berbasis teknologi, dan observasi.
2. Belajar Kelompok (Group or Team Learning)
Belajar kelompok adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi oleh dan dalam kelompok.
3. Belajar Organisasi (Organizational Learning)
Belajar dalam organisasi adalah peningkatan intelektual dan kapabilitas produksi yang diperoleh dari komitmen organisasi dan kesempatan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Secara praktis, Marquardt mengemukakan strategi untuk membangun subsistem belajar yang dinamis sebagai berikut.
1. Mengembangkan program tindakan belajar melalui organisasi.
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk belajar bagaimana belajar.
3. Mengembangkan disiplin dialog dalam organisasi.
4. Menciptakan rencana pengembangan karier untuk karyawan.
5. Membangun program pengembangan diri.
6. Membangun keterampilan belajar beregu.
7. Mendorong dan mempraktekkan berpikir sistem untuk mengantisipasi belajar.
8. Mendorong/memperluas pola pikir (mindset) dan belajar perbedaan.
9. Mengubah pola mental relatif untuk belajar.
Menurut Marquardt, membangun organisasi belajar harus memahami model sistem organisasi belajar. Adapun model sistem belajar terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Organisasi, Orang, Pengetahuan, dan Teknologi. Setiap subsistem saling terkait dan saling mempengaruhi. Jika sebuah subsistem terganggu atau absen maka subsistem lain akan terpengaruh secara
signifikan. Dalam organisasi belajar ada tiga tingkatan belajar atau level of learning yang terdiri dari:
1. Belajar Individual (Individual Learning)
Belajar individual adalah perubahan keterampilan, pengetahuan, dan sikap serta nilai yang diperoleh seseorang melalui proses belajar mandiri, belajar berbasis teknologi, dan observasi.
2. Belajar Kelompok (Group or Team Learning)
Belajar kelompok adalah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi oleh dan dalam kelompok.
3. Belajar Organisasi (Organizational Learning)
Belajar dalam organisasi adalah peningkatan intelektual dan kapabilitas produksi yang diperoleh dari komitmen organisasi dan kesempatan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
4) Langkah-langkah membangun organisasi perkembangan.
Jawaban.
langkah-langkah untuk membangun organisasi perkembangan untuk menuju kesiapan daya saing organisasi, yaitu:
1. Menentukan kapabilitas kepemimpinan organisasi pengembangan yang berorientasi pada dalam diri (intrinsik), karyawan, kinerja, tim dan organisasi.
2. Merekrut, menyeleksi dan melatih pemimpin dan manajer pengembangan
3. Menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan pengembangan, yaitu akuntabilitas pribadi, dipercaya, penasihat karyawan, menghargai karyawan, kemitraan, perbaikan kinerja organisasi, komunikasi efektif, berorientasi organisasi, berpikir holistik, dan pengabdi organisasi.
4. Menghubungkan inisiatif pertumbuhan dan perkembangan dengan strategi, sasaran dan target bisnis organisasi.
5. Menentukan kapabilitas organisasi dan kesiapan untuk melakukan perubahan.
6. Mentransformasikan para manajer menjadi ahli bagi pertumbuhan dan perkembangan karyawan.
7. Menentukan kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) dari sistem organisasi.
8. Merekayasa divisi SDM termasuk praktek dan profesionalnya.
9. Menerapkan perencanaan SDM, rekrutmen dan proses seleksi untuk memperoleh karyawan dengan kesiapan tumbuh dan berkembang.
10. Mengimplementasikan pendekatan belajar berkembang.
11. Menciptakan program pengembangan karier yang membangun kekuatan dan membina kelemahan karyawan.
12. Mengimplementasikan keselarasan kinerja pada level organisasional dan level individual.
13. Disain ulang program kompensasi dan imbalan untuk mendukung kepuasan kerja.
14. Mengevaluasi dampak dan kegunaan pendekatan organisasi perkembangan terhadap peluang bisnis jangka panjang (Gilley & Maycunich, 2000).
langkah-langkah untuk membangun organisasi perkembangan untuk menuju kesiapan daya saing organisasi, yaitu:
1. Menentukan kapabilitas kepemimpinan organisasi pengembangan yang berorientasi pada dalam diri (intrinsik), karyawan, kinerja, tim dan organisasi.
2. Merekrut, menyeleksi dan melatih pemimpin dan manajer pengembangan
3. Menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan pengembangan, yaitu akuntabilitas pribadi, dipercaya, penasihat karyawan, menghargai karyawan, kemitraan, perbaikan kinerja organisasi, komunikasi efektif, berorientasi organisasi, berpikir holistik, dan pengabdi organisasi.
4. Menghubungkan inisiatif pertumbuhan dan perkembangan dengan strategi, sasaran dan target bisnis organisasi.
5. Menentukan kapabilitas organisasi dan kesiapan untuk melakukan perubahan.
6. Mentransformasikan para manajer menjadi ahli bagi pertumbuhan dan perkembangan karyawan.
7. Menentukan kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) dari sistem organisasi.
8. Merekayasa divisi SDM termasuk praktek dan profesionalnya.
9. Menerapkan perencanaan SDM, rekrutmen dan proses seleksi untuk memperoleh karyawan dengan kesiapan tumbuh dan berkembang.
10. Mengimplementasikan pendekatan belajar berkembang.
11. Menciptakan program pengembangan karier yang membangun kekuatan dan membina kelemahan karyawan.
12. Mengimplementasikan keselarasan kinerja pada level organisasional dan level individual.
13. Disain ulang program kompensasi dan imbalan untuk mendukung kepuasan kerja.
14. Mengevaluasi dampak dan kegunaan pendekatan organisasi perkembangan terhadap peluang bisnis jangka panjang (Gilley & Maycunich, 2000).
No comments:
Post a Comment