Diskusi 2 Tuton UT Universitas Terbuka EKMA4565 – Manajemen Perubahan
Pertanyaan Diskusi 2 Tuton EKMA4565
Jelaskan alasan mengapa organisasi berubah, berdasar apa yang disampaikan Morgan (1997) dan juga jelaskan dua alalasan lainnya menurut “theory E" dan “theory O”. Berikan contoh nyata dari fenomena perubahan dengan alasan “theory 0” pada organisasi/perusahaan yang Anda ketahui.
Jawaban :
Seperti yang dikatakan Morgan (1997) dalam BMP EKMA4565 Hal. 2.13, yakni organisasi sebagai tempat perubahan dan alat transformasi yang dengan tegas memberi penjelasan bahwa organisasi akan selalu mengalami perubahan. Salah satu penyebabnya adalah karena di dalam kehidupan organisasi terdapat banyak pihak yang mempunyai kepentingan berbeda sehingga akan terjadi tarik ulur antar pihak-pihak tersebut sehingga menyebabkan perubahan menjadi sesuatu yang tidak dapat terhindarkan di dalam organisasi.
Selain alasan yang disampaikan oleh Morgan di atas, Beer & Nohria, 2000; Andriuscenka, 2007 juga menyampaikan dua alasan lain yang juga menyertai perubahan organisasi, yaitu :
a). Pertama alasan ekonomi - biasa disebut sebagai “theory E”
Asumsi yang melatarbelakangi alasan ekonomi adalah keberlangsungan hidup sebuah organisasi/perusahaan sangat bergantung pada kepuasan para pemegang saham (pemilik organisasi). Berdasarkan alasan ekonomi bisa dikatakan bahwa para pemilik organisasi merupakan tokoh sentral dan motor penggerak utama perubahan karena sesuai dengan kedudukan dan kepentingannya, mereka bisa mempengaruhi dan mempunyai legitimasi untuk memerintahkan para manajer khususnya manajer puncak untuk melakukan perubahan. Begitu juga manajer puncak sesuai mandat akan menekan manajer dibawahnya begitu seterusnya sampai pada karyawan paling bawah untuk menjalankan perubahan sesuai yang diinginkan pemilik perusahaan. Sehingga mau tidak mau organisasi akan mengalami perubahan.
Perubahan organisasi yang inisiatifnya datang dari para pemilik dan prosesnya dimulai dari manajemen level atas sampai level bawah yang baru saja dikemukakan merupakan proses perubahan yang bersifat top-down yang mengikuti pola manajemen seperti dikemukakan Henri Fayol.
b). Alasan perspektif pembelajaran organisasi (Lam, 2000) atau populer disebut sebagai “theory 0"
Perubahan organisasi tidak secara langsung ditujukan untuk memuaskan kepentingan para pemilik tetapi lebih ditujukan untuk memperbaiki kinerja proses organisasi. Agar proses internal bisa berjalan dengan baik, dua syarat berikut harus dipenuhi:
(1) organisasi memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mencapai tujuan organisasi
(2) orang-orang yang bekerja di dalam organisasi mau mengupayakan dan terus belajar dalam rangka memperbaiki proses aktivitas sehingga organisasi bisa bekerja secara efisien. Oleh karena itu jika menghendaki organisasi bisa terus bertahan hidup dan berkembang, diharapkan organisasi bisa masuk pada aggression zone dan passion zone sehingga bisa diandalkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Proses pembelajaran organisasi seperti diuraikan di muka menjadi penting karena adanya suatu asumsi bahwa keberhasilan organisasi sangat bergantung pada kemampuan organisasi dalam meningkatkan atau memperbaiki proses dalam menjalankan kegiatan organisasi. Faktor kunci sebelum organisasi bisa memberi kepuasan kepada para pemilik adalah pembelajaran organisasi. Artinya, dalam hal perubahan organisasi, titik beratnya adalah perbaikan kinerja proses dan kinerja individu para karyawan agar pada saatnya nanti organisasi bisa memberi kepuasan kepada pemilik.
Contoh nyata dari fenomena perubahan dengan alasan “theory 0” pada organisasi.
Perusahaan koperasi Mina segara yang bergerak dalam pembuatan garam di kusamba Klungkung Bali. Koperasi ini baru saja di launching oleh Bupati Klungkung pada tgl. 24 Juni 2020. Koperasi mina segara awal berdirinya bertujuan untuk membeli dan menampung garam dari petani tradisional kusamba dengan harga yang sudah disepakati dan akan diolah menjadi garam beryodium. Ternyata setelah berdirinya koperasi ini tidak serta merta berjalan mulus apa yang menjadi tujuan berdirinya. Pemilik koperasi ingin agar semua garam petani tradisional agar dijual kepada koperasi dengan harga yang sudah disepakati, namun kenyataannya para petani garam tradisional enggan untuk menjual garamnya ke koperasi dengan harga yang lebih murah dari pasaran wisatawan. Di sinilah koperasi harus mulai belajar beradaftasi dengan lingkungan sekitar terutama petani garam, belajar dari tradisi mereka dalam menjual garam kepada wisatawan, sekaligus menyakinkan petani dengan menjual garamnya ke koperasi akan menjadikan perputaran uang mereka menjadi lancar. Koperasi mina segara juga harus tunduk dengan aturan pemerintah setempat tentang harga garam masyarakat yang sudah disepakati. Belajar dari berbagai keadaan dan tekanan lingkungan serta tekanan dari pemilik koperasi sendiri, akhirnya koperasi mina segara dapat beradaftasi dengan perubahan-perubahan dalam penanganan pembelian garam petani, koperasi juga dapat dengan cepat beradaftasi dengan regulasi pemerintah setempat. Dalam waktu enam bulan sejak berdirinya koperasi mina segara sudah dapat memproduksi garam beryodium dari nol produksi menjadi sebanyak 3 ton perbulan. Namun tuntutan manajemen agar koperasi dapat berproduksi memenuhi pasar garam beryodium kusamba sebesar sebanyak 4,5 ton per bulan, yang selama ini belum bisa dipenuhi oleh koperasi mina segara. Koperasi mina segara harus terus belajar lagi dari pengalaman untuk mencari bahan baku yang belum terpenuhi untuk memproduksi garam beryodium tersebut. Sehingga pemerintah setempat memberdayakan petani garam tradisional agar bisa menggenjot total produksi garamnya dengan pelatihan dari pemerintah dan selanjutnya dijual kepada koperasi mina segara dan diharapkan dengan ini pendapatan masyarakat petani juga meningkat.
Dari tulisan di atas dapat saya simpulkan bahwa koperasi mina segara dari saat berdirinya tidak selalu berjalan mulus. Pemilik koperasi pasti menginginkan laba dari koperasi tersebut. Banyak kendala yang dihadapi dari konflik dengan petani garam sampai kekurangan bahan baku dan juga regulasi pemerintah setempat terhadap harga garam lokal. Dengan belajar dari pengalaman itu koperasi mina segara akan selalu berbenah dan berubah untuk menjadi semakin mapan dan bisa menjadi koperasi garam lokal yang kuat ,menguntungkan bagi pemiliknya dan keberadaanya diperlukan oleh lingkungan sekitar.
Demikian yang dapat saya sampaikan
Terima kasih.
Sumber :
SOBIRIN, Achmad. 2014. EKMA4565. Materi pokok manajemen perubahan/ Modul 2. Jakarta: Universitas Terbuka
https://bali.tribunnews.com/2020/08/18/garam-beryodium-kusamba-mulai-kekurangan-bahan-baku
No comments:
Post a Comment