ANALISIS PROMOSI INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP) KRIPIK DAN KUE KERING BALI NANTA DESA GETAKAN KABUPATEN KLUNGKUNG DI MASA PANDEMI COVID-19
Oleh
Larastry Radjab
NIM : 030272028
Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
UPBJJ Manado
Email : ---------------------------------
ABSTRAK
Di Dalam konsep pemasaran jasa maupun produk memang dipercaya bahwa keberhasilan pemasaran tergantung pada seberapa gencar perusahaan tersebut melakukan promosi. Konsep pemasaran terbaru percaya bahwa kesuksesan pemasaran tergantung pada seberapa besar nilai yang diberikan kepada konsumen, dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding kompetitor. Hasil penelitian ini menunjukkan pada masa pandemi covid-19, IRTP Bali Nanta sudah melakukan kegiatan promosi dengan cara Penjualan personal (personal selling) ke warung-warung tradisional, kios-kios, mini market dan pasar tradisional. IRTP Bali Nanta juga melakukan Promosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth). Dan dari strategi promosinya tersebut IRTP Bali Nanta sudah dapat meningkatkan penjualan produknya. Strategi promosi IRTP Bali Nanta dapat ditingkatkan lagi dengan cara menjual produk secara online di Tokopedia,Shopee dan Bukalapak . Selain itu IRTP Bali Nanta juga dapat memanfaatkan media sosial seperti facebook dan instagram sebagai sarana promosi gratis yang dapat memperluas jangkauan pasar produknya. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa produk dari IRTP Bali Nanta belum terdaftar di BPOM dan belum mengantongi ijin Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
Kata kunci : Strategi Promosi, Industri Rumah Tangga, Bisnis jajanan Bali
PENDAHULUAN
Tidak terasa pandemi Covid-19 sudah lebih dari setahun melanda dunia. Dampak virus Corona ini sangat terasa yang mengakibatkan krisis ekonomi Global melanda dunia. Di Indonesia menurut situs resmi Pemerintah Indonesia https://covid19.go.id jumlah positif terinfeksi Covid-19 sudah mencapai 4.244.761 orang, Sembuh 4.089.419 orang dan kasus meninggal sebanyak 143.423 orang (Update Terakhir: 02-11-2021). Penularan virus ini yang sangat cepat dan berbahaya sehingga jumlah korban terus meningkat. Menurut riset dari Moody’s industri, perusahaan yang paling terkena dampak pandemi covid 19 terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama yang paling terkena dampak cukup tinggi yaitu industri seperti garmen, otomotif, konsumer, pariwisata, maskapai penerbangan, hingga pengiriman. Pada bagian kedua yang terkena dampak secara moderat adalah industri minuman, kimia, manufaktur, media, logam dan tambang, minyak dan gas, properti, agrikultur hingga perusahaan teknologi hardware. Pada bagian ketiga yang terkena dampak agak minim adalah industri-industri seperti konstruksi, pertahanan, peralatan, transportasi, farmasi, pengemasan, ritel makanan hingga telekomunikasi (bisa dibilang hampir disemua sektor usaha). Di Bali sendiri bisnis pariwisata menjadi mati suri, puluhan hotel dan restoran terpaksa ditutup karena sepi pengunjung akibat travel warning dari berbagai negara. Akibat hal ini lebih dari 75.000 pekerja pariwisata di Bali sudah di PHK dan lebih dari 1.5 juta pekerja pariwisata lainnya waswas menanti PHK (https://finance.detik.com).
Made Panca Kumara adalah salah satu pekerja restoran di Bali yang menjadi korban PHK. Sudah lebih dari setahun sejak di PHK Made Panca Kumara menggeluti usaha sendiri yaitu Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Bali Nanta yaitu usaha yang bergerak di bidang produksi kripik dan kue kering khas Bali. Industri yang dijalankan Made saat ini selain harus berhadapan dengan kondisi ekonomi yang lesu, dia juga harus berhadapan dengan kompetitor dengan usaha sejenis. Kondisi tersebut menjadikan persaingan produk dari IRTP Bali Nanta menjadi semakin ketat. Berbagai tantangan bermunculan memaksa IRTP Bali Nanta untuk membuat suatu strategi promosi yang jitu guna dapat memenangkan persaingan. IRTP Bali Nanta perlu melaksanakan strategi promosi yang tepat dan efektif, agar bisa mempertahankan eksistensi produknya di masa pandemi Covid-19 dan persaingan yang semakin ketat.
Industri Rumah Tangga Pangan yang selanjutnya disingkat IRTP adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Pangan Produksi IRTP adalah pangan olahan hasil produksi IRTP yang diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel (https://standarpangan.pom.go.id)
Pemasaran adalah suatu proses kemasyarakatan yang melibatkan individu-individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran secara bebas produk dan jasa nilai dengan pihak lain (Kotler dan
Keller (2006, h. 6). Bauran pemasaran menurut Philip Kotler (2005: 17) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Strategi pemasaran menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001 : 54) adalah suatu kegiatan menyeleksi dan penjelasan satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara bauran pemasaran yang menghasilkan keputusan bersama dengan pasar yang dituju.
Promosi adalah fungsi pemasaran yang memfokuskan pengomunikasian komponen-komponen program pemasaran secara persuasif kepada khalayak sasaran untuk menunjang pertukaran antara pemasar dan konsumen dan untuk membantu mencapai tujuan dari kedua belah pihak Burnett (1993). Sedangkan Solomon, et. al. (2008, h. 375) mengartikan promosi sebagai koordinasi upaya-upaya komunikasi pemasaran untuk mempengaruhi sikap atau perilaku. Mengomunikasikan nilai dengan promosi kepada konsumen merupakan sebuah keharusan agar pemasaran berhasil. Dalam selling concept memang dipercaya bahwa keberhasilan pemasaran tergantung pada seberapa gencar perusahaan berpromosi (Kotler dan Keller, 2012). Konsep pemasaran terbaru percaya bahwa keberhasilan pemasaran tergantung pada seberapa besar nilai (value) yang diberikan kepada konsumen, dengan cara lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Nilai (value) sangat berpengaruh pada keputusan konsumen (Day, 2002). Beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi yaitu jenis produk, anggaran promosi, dan karakteristik pasar.
Bauran promosi, merupakan salah satu variabel di dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Bauran promosi merupakan komponen yang digunakan untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Pada intinya dalam bauran promosi terdapat enam komponen pokok yaitu : iklan, personal selling, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan langsung dan publisitas
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang dihadapi oleh IRTP Bali Nanta dapat dirumuskan sebagai berikut :
1). Apa strategi promosi yang sudah dilakukan IRTP Bali Nanta pada masa pandemi Covid-19?
2). Bagaimana dampak stategi promosi yang sudah dilakukan terhadap penjualan produk IRTP Bali Nanta?
Dalam Karya ilmiah ini Penulis perlu adanya pembatasan masalah untuk menghindari berbagai macam persepsi yang muncul berkaitan dengan permasalahan di IRTP Bali Nanta. Karena itu penelitian ini hanya dibatasi pada pelaksanaan strategi promosi di IRTP Bali Nanta. Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh IRTP Bali Nanta di masa pandemi covid-19. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk dapat memberikan sumbangan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan strategi promosi untuk meningkatkan eksistensi IRTP Bali Nanta.
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Sedangkan menurut Lexy J. Moleong (2005:6), metode penelitian kualitatif adalah suatu riset yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini dilaksanakan di IRTP IRTP Bali Nanta yang berlokasi di Banjar Dusun Anjingan Desa Getakan Banjarangkan Klungkung. Waktu penelitian dilakukan selama bulan September dan Oktober 2021. Subjek dari penelitian ini adalah IRTP Bali Nanta. Sedangkan obyeknya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan promosi yang dilakukan oleh IRTP Bali Nanta di masa pandemi covid-19.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode :
a). Wawancara yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan promosi. Dengan metode wawancara ini didapat data-data tentang bentuk promosi dan media promosi yang digunakan oleh IRTP Bali Nanta, serta apa saja kendala yang dihadapi IRTP Bali Nanta dalam melakukan kegiatan promosinya.
b). Observasi yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati obyek secara langsung. Melalui observasi dapat diketahui data tentang kinerja IRTP Bali Nanta secara operasional dalam menjalankan kegiatan promosinya di masa pandemi covid-19.
c). Dokumentasi yang merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-catatan, peraturan yang dimiliki oleh IRTP Bali Nanta serta sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
IRTP IRTP Bali Nanta merupakan sebuah industri rumah tangga pangan yang berlokasi di banjar dinas Anjingan Desa Getakan Banjarangkan Klungkung Bali, sekitar 35 km dari kota Denpasar. Usaha ini didirikan oleh Made Panca Kumara sejak Maret 2019. IRTP Bali Nanta memproduksi produk makanan ringan khas Bali seperti kripik bumbu Bali yang menggunakan bumbu Rajang Bali sebagai bumbunya dan berbagai kue kering Bali yang diberi label Nanta. Hasil produksinya ini disalurkan dan dijual melalui warung-warung tradisional, kios-kios dan mini market di sekitar wilayah Klungkung, Gianyar dan Denpasar. Visi dari IRTP Bali Nanta adalah menjadi makanan ringan khas Bali pilihan nomer satu di Bali, sedangkan misi dari IRTP Bali Nanta adalah meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara terus berinovasi terhadap kualias dan rasa kripik dan kue kering Bali yang khas.
Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat dari kegiatan pemasaran yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran produk IRTP Bali Nanta. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Basu Swastha (1979:42) : Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, saluran ditribusi dan kegiatan promosi. Keempat variabel tersebut sangat berkaitan, saling melengkapi dan mempengaruhi kinerja efektivitas pemasaran. IRTP Bali Nanta memiliki bauran pemasaran sebagai berikut :
a). Produk (Product)
Produk yang diprodusi IRTP Bali Nanta terdiri dari beberapa produk makanan ringan yaitu : Kripik Ayam bumbu Bali dan berbagai kue kering khas Bali seperti kue matahari, kue jaja gina, kue jaja uli dan kue kaliadrem.
b). Harga (Price)
Untuk harga produk IRTP Bali Nanta mengikuti harga produk sejenis di pasaran. Misalnya untuk harga satu bungkus kripik ayam bumbu Bali dijual di pengecer Rp. 1.000 dan harga untuk satu boks isi duabelas bungkus adalah Rp.10.000. Sehingga ada keuntungan Rp.2.000 bagi pengecer. Untuk harga kue kering khas Bali disesuaikan juga dengan mekanisme harga produk sejenis di pasar.
c). Saluran distribusi
IRTP Bali Nanta disalurkan menggunakan model saluran distribusi tidak langsung yaitu Produsen - Pengecer – Konsumen, akan tetapi tidak menutup kemungkinan IRTP Bali Nanta bisa menggunakan saluran langsung jika penjualan dilakukan secara online, misalnya penjualan lewat E-comerrce Tokopedia, Shopee, Bukalapak, facebook marketplace dan lainnya.
d). Promosi
IRTP Bali Nanta saat penelitian ini dilaksanakan, perusahaan telah melakukan program promosi melalui Penjualan personal (personal selling) dengan menawarkan produknya secara langsung kepada warung-warung tradisional, mini market, kios-kios dan toko-toko makanan yang ada di pasar tradisional. IRTP Bali Nanta juga menerapkan strategi proomosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth).
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh IRTP Bali Nanta adalah kegiatan untuk menginformasikan produk yang dijual kepada konsumen sasaran, seperti kualitas produk dan harga. Kegiatan promosi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar dengan cara membujuk konsumen sasaran untuk melakukan pembelian produk. Strategi promosi yang dilakukan oleh IRTP Bali Nanta merupakan kegiatan persuasif untuk memperkenalkan produk dengan berbagai macam cara promosi yang bertujuan agar produk tersebut dikenal masyarakat. Strategi promosi sangat penting dilakukan oleh suatu usaha, seperti yang dikemukakan oleh Tjiptono (2000:219) : promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang berupa aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, atau membujuk, dan mengingatkan pasar atas perusahaan atau produknya yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Dalam menentukan kegiatan promosi pertama-tama yang dilakukan IRTP Bali Nanta adalah mengidentifikasi segmen konsumen. Sejalan dengan yang dijelaskan oleh Smith (1956) bahwa pada dasarnya konsumen itu berbeda. Oleh karena perbedaan itulah maka perusahaan harus menerapkan program pemasaran yang berbeda untuk setiap kelompok sasaran. Oleh karena itu, pulalah, tidak logis jika suatu perusahaan membuat satu jenis produk atau jasa yang ditujukan untuk semua lapisan segmen.
IRTP Bali Nanta melakukan segmentasi geografis dengan prioritas awal melayani konsumen yang berdomisili di wilayah Klungkung, Gianyar dan Denpasar, selanjutnya baru konsumen lain yang berada di wilayah Bali lainnya. IRTP Bali Nanta juga mengidentifikasi konsumen dengan segmentasi demografis yaitu segmentasi berdasarkan budaya dan kepercayaan masyarakat setempat dimana setiap kegiatan upacara keagamaan selalu menggunakan sarana kue kering khas Bali. Dengan berbagai segmentasi tersebut IRTP Bali Nanta dapat menentukan promosi yang tepat sasaran dan efektif dan tidak terjadi kesalahan dalam memilih pasar sasaran. Seperti yang disampaikan Kasali (1998), lebih dari 60% kegagalan bisnis disebabkan oleh kekeliruan organisasi dalam mendefinisikan pasar yang dituju. Selain mengidentifikasi konsumen IRTP Bali Nanta juga mengukur kekuatan pesaing, dampak yang akan terjadi, sehingga promosi tersebut dapat berjalan lancar dan optimal.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan pemilik IRTP Bali Nanta Made Panca Kumara pada tanggal 25 Oktober 2021, Strategi promosi yang sudah dilakukan oleh IRTP Bali Nanta pada masa pandemi covid-19 adalah sebagai berikut:
1. Penjualan personal (personal selling).
Dalam masa pandemi covid-19, IRTP Bali Nanta masih mengandalkan strategi promosi Personal selling dengan menawarkan produk secara langsung kepada warung-warung tradisional, kios-kios, mini market dan pasar tradisional yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Saat penelitian ini dilakukan strategi personal selling ini menurut pemilik usaha Made Panca Kumara sudah dapat menaikkan jumlah penjualan produk dari IRTP Bali Nanta.
2. Promosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth)
IRTP Bali Nanta juga melakukan Promosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth), Made Panca Kumara mengatakan dengan kualitas produk yang baik dan harga yang bersaing, produk IRTP Bali Nanta berhasil memuaskan para pelanggannya. Sehingga para pelanggan menceritakan ke teman dan kerabatnya untuk ikut membeli produk dari IRTP Bali Nanta. Hal ini yang membuat kripik Bumbu Rajang Bali dan kue kering khas Bali menjadi meningkat penjualannya.
Faktor-faktor penyusun strategi promosi IRTP Bali Nanta adalah sebagai berikut:
a). Anggaran promosi.
Dana promosi IRTP Bali Nanta adalah dari dana kas perusahaan. Dana ini diperuntukkan untuk biaya kunjungan ke pelanggan dalam melakukan promosi personal selling.
b). Pesaing (Kompetitor).
Seiring dengan pertumbuhan penjualan produk IRTP Bali, para pesaing mulai melihat peluang bisnis kripik dan kue Bali ini sehingga mereka mulai ikut memproduksi produk tandingan. IRTP Bali Nanta selalu mewaspadai gerak gerik pesaing agar dapat segera membuat strategi promosi yang jitu agar tetap dapat bersaing dengan competitor.
c). Sumber Daya Manusia (SDM)
Made Panca Kumara mengerjakan sendiri usahanya ini dibantu oleh istri dan dua orang karyawan yang juga kerabat dekatnya.
d). Siklus Daur Hidup Produk
IRTP Bali Nanta berada pada Tahap pertumbuhan. Tahap pertumbuhan ini ditandai dengan pertumbuhan penjualan produk IRTP Bali yang terus meningkat dan sudah banyak konsumen yang menyukai produk IRTP Bali.
e). Segmenting, Targeting, dan Positioning (S-T-P) pada IRTP Bali Nanta.
IRTP Bali Nanta melakukan segmentasi geografis dengan prioritas awal melayani konsumen yang berdomisili di wilayah Klungkung, Gianyar dan Denpasar, selanjutnya konsumen lain yang berada di wilayah Bali lainnya. IRTP Bali Nanta juga mengidentifikasi konsumen dengan segmentasi demografis yaitu segmentasi berdasarkan budaya masyarakat setempat dimana setiap kegiatan upacara keagamaan selalu menggunakan sarana kue kering Bali. Target sasaran produk IRTP Bali Nanta adalah semua golongan konsumen yang berada di wilayah Bali penikmat kripik dan kue kering Bali. IRTP Bali Nanta senantiasa menjaga rasa khas dari produk kripik dan kue yang dibuatnya, kripik dengan bumbu Rajang bali produksi Nanta akan selalu dapat diingat oleh konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian ada dua bentuk kegiatan promosi yang sudah dilakukan oleh IRTP Bali Nanta di masa pandemi covid-19 yaitu :
1. Penjualan personal (personal selling).
Personal selling yang dilakukan oleh IRTP Bali Nanta adalah menawarkan produk kepada warung-warung tradisional, kios-kios, mini market dan pasar tradisional yang ada di sekitar perusahaan. Karyawan yang ditugaskan melakukan personal selling biasanya langsung datang ke warung, kios, toko, minimarket yang menjadi target sasaran. Dengan membawa beberapa contoh produk mereka dan menawarkan langsung produk perusahaan kepada calon pelanggan. Biasanya dengan persetujuan Pelanggan, Perusahaan langsung menitipkan beberapa pack kripik dan kue untuk dijual di warung atau toko tersebut.
2). Promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Untuk mendapatkan sarana promosi yang gratis namun efektif, IRTP Bali Nanta juga menggunakan promosi dari mulut ke mulut. IRTP Bali Nanta dalam pemasaran produknya selalu menjaga kualitas produk, menjaga distribusi tepat waktu serta memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan. Bersikap jujur kepada pelanggan, hal ini memberikan tanggapan yang baik pula dari pelanggan, sehingga konsumen akan rela mempromosikan produk IRTP Bali Nanta kepada teman, tetangga atau saudaranya untuk membeli produk yang ditawarkan IRTP Bali Nanta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap IRTP Bali Nanta di atas, maka penulis dapat merarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penjualan personal (personal selling)
yang dilakukan IRTP Bali Nanta kurang bisa berjalan dengan optimal karena dalam situasi pandemi covid-19 ini, beberapa pemilik warung, kios, toko ataupun mini market dengan alasan kesehatan, mereka menjaga jarak dan tidak ingin bertemu langsung dengan karyawan yang ditugaskan. Sehingga promosi penjualan menjadi kurang optimal.
2. Promosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth)
Promosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) cukup berhasil mendongkrak penjualan produk IRTP Bali Nanta , ini dikarenakan produknya dapat memuaskan para pelanggannya. Sehingga para pelanggan menceritakan ke teman dan kerabatnya untuk ikut membeli produk dari IRTP Bali Nanta.
Berdasarkan pada kesimpulan dari hasil penelitian di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk menjaga image perusahaan dan kualitas produk kripik dan kue kering Bali, penulis menyarankan agar IRTP Bali Nanta segera menyelesaikan ijin usaha dari BPOM. Dengan mengantongi ijin Sertifikat Produksi Pangan-Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk perusahaan akan lebih meningkat.
2. Untuk lebih mengoptimalkan penjualan personal, sebaiknya pihak perusahaan menghubungi dulu pemilik toko, warung, minimarket yang akan dituju agar karyawan yang ditugaskan dapat bertemu langsung dengan pihak-pihak yang berwenang sebagai penerima produk baru di toko, warung atau minimarket tersebut, sehingga produk yang ditawarkan dapat dijelaskan dengan lebih mendetail dan dapat menarik minat pelanggan untuk membeli ataupun menjual di produk IRTP Bali Nanta ditokonya.
3. Selain Promosi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) IRTP Bali Nanta juga dapat melakukan Promosi Penjualan dengan cara memberikan diskon (potongan harga) untuk pembelian produk dalam jumlah tertentu untuk menarik minat pelanggan terutama warung, toko, kios ataupun minimarket yang melakukan pembelian produk dalam jumlah yang besar
4. IRTP Bali Nanta disarankan juga untuk melakukan promosi penjualan melalui internet, seperti memasang iklan di facebook marketplace untuk memperluas target pasarnya, karena jangkauan beriklan dengan jejaring sosial facebook sangat luas dan perusahaan juga berkesempatan mendapatkan pasar yang tidak terbatas.
5. Penulis juga menyarankan IRTP Bali Nanta untuk mulai melakukan distribusi langsung produknya kepada pengguna akhir dengan cara membuat toko online, agar perusahaan dapat lebih dekat dengan pelanggannya dan dapat menjangkau pasar sasaran yang lebih luas. Perusahaan dapat membuka lapak online di Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan lain-lain. Dengan demikian IRTP Bali Nanta akan mendapatkan feedback langsung dari pengguna akhir tentang kualitas produknya dan segera dapat memperbaikinya jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Swastha, Basu. (1979). Asas-Asas Marketing edisi 2. Yogyakarta: AKB.
Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. (1998). Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta :
Liberty
Ginting, Ginta. (2018). Pemasaran jasa (BMP). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Swastha, Basu. (2015). Materi pokok manajemen pemasaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Simamora, Bilson. (2019). Pemasaran Strategik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Muktiyanto, Ali [et.al]. (2014). Materi pokok analisis kasus bisnis. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Kotler, Philip. (1994). Manajemen Pemasaran Jilid 1. (Jaka Wasana.Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment