Latihan Soal Ujian UT EKMA4158 Perilaku Organisasi KB 4 Beserta Kunci Jawaban
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Hal yang tidak tepat untuk menjelaskan motivasi adalah ....
A. motivasi secara harfiah berarti menggerakkan orang
B. motivasi bermula dari tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis atau psikologis
C. inti dari proses motivasi adalah dorongan, motif atau tindakan yang wujudnya adalah perilaku
D. semua perilaku adalah motivasi
Jawaban.
D. semua perilaku adalah motivasi
D. semua perilaku adalah motivasi
2) Menurut Abraham Maslow ....
A. setelah seseorang bisa memenuhi suatu kebutuhan tertentu, dia tidak lagi membutuhkannya
B. setelah seseorang bisa memenuhi suatu kebutuhan tertentu, dia tetap akan mengerahkan upayanya untuk mempertahankan kebutuhan tersebut
C. setelah seseorang bisa memenuhi suatu kebutuhan tertentu, dia akan mengerahkan upayanya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
D. setiap orang mampu mengerahkan upayanya untuk memenuhi dua kebutuhan dalam waktu bersamaan
Jawaban.
C. setelah seseorang bisa memenuhi suatu kebutuhan tertentu, dia akan mengerahkan upayanya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
C. setelah seseorang bisa memenuhi suatu kebutuhan tertentu, dia akan mengerahkan upayanya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
3) Salah satu kelemahan dari teori kebutuhan adalah ....
A. teori kebutuhan sangat kompleks
B. teori kebutuhan cenderung statis
C. menggunakan kebutuhan sebagai dasar untuk memotivasi
D. manajer bisa menduga kebutuhan karyawan
Jawaban.
B. teori kebutuhan cenderung statis
B. teori kebutuhan cenderung statis
4) Berikut ini merupakan kritik terhadap goal setting theory, kecuali ....
A. goal setting mendorong karyawan melakukan tindakan manipulatif
B. goal setting mudah diterapkan untuk pekerjaan yang sederhana, tetapi sulit diterapkan untuk pekerjaan yang sangat kompleks
C. semakin sulit sebuah tujuan semakin karyawan termotivasi
D. karyawan cenderung hanya berpikiran untuk memfokuskan diri pada tujuan yang terukur dan mengabaikan tujuan lain
Jawaban.
C. semakin sulit sebuah tujuan semakin karyawan termotivasi
C. semakin sulit sebuah tujuan semakin karyawan termotivasi
5) Mana dari pernyataan berikut ini yang berkaitan dengan Teori Kesetaraan yang salah ....
A. untuk mengukur apakah dirinya diperlakukan adil, karyawan akan membandingkan input – output dengan pembanding standar baku
B. ketika karyawan dibayar di bawah standar dia akan menaikkan jumlah output tanpa mempedulikan kualitas output
C. karyawan merasa diperlakukan adil jika input-ouput dirinya sebanding dengan input-output teman sejawat
D. karyawan yang dibayar lebih, dia merasa bersalah dan merasa tidak puas sehingga termotivasi untuk menyeimbangkannya
Jawaban.
A. untuk mengukur apakah dirinya diperlakukan adil, karyawan akan membandingkan input – output dengan pembanding standar baku
A. untuk mengukur apakah dirinya diperlakukan adil, karyawan akan membandingkan input – output dengan pembanding standar baku
6) Pernyataan yang benar tentang hubungan antara motivasi, perilaku, dan kinerja adalah ....
A. motivasi sama dengan perilaku, demikian juga perilaku sama dengan kinerja, dan ketiganya saling berhubungan
B. motivasi sama dengan perilaku, tetapi tidak sama dengan kinerja meski ketiganya saling berhubungan
C. motivasi tidak sama dengan perilaku, tetapi sama dengan kinerja meski ketiganya saling berhubungan
D. motivasi tidak sama dengan perilaku dan tidak sama dengan kinerja meski ketiganya saling berhubungan
Jawaban.
D. motivasi tidak sama dengan perilaku dan tidak sama dengan kinerja meski ketiganya saling berhubungan
D. motivasi tidak sama dengan perilaku dan tidak sama dengan kinerja meski ketiganya saling berhubungan
7) Berikut ini merupakan perilaku esensial yang membantu efektivitas organisasi, kecuali ....
A. karyawan adalah sosok yang berperilaku layaknya warga Negara yang baik yang spontan, inovatif, dan suka membantu
B. karyawan adalah sosok yang bisa diandalkan
C. karyawan adalah sosok yang harus terus dimotivasi agar bekerja dengan baik
D. karyawan harus mau bergabung dan tetap bersama organisasi dalam kurun waktu lama
Jawaban.
C. karyawan adalah sosok yang harus terus dimotivasi agar bekerja dengan baik
C. karyawan adalah sosok yang harus terus dimotivasi agar bekerja dengan baik
8) Peranan penilaian kinerja dalam konteks hubungan karyawan – organisasi adalah ....
A. sebagai dasar untuk mengetahui karyawan mana yang perlu diPHK
B. sebagai dasar untuk menetapkan tujuan organisasi
C. sebagai dasar untuk membangun kerja sama antarkaryawan
D. sekadar pekerjaan rutin para manajer
Jawaban.
A. sebagai dasar untuk mengetahui karyawan mana yang perlu diPHK
A. sebagai dasar untuk mengetahui karyawan mana yang perlu diPHK
9) Pemberian sangsi disiplin yang diberikan kepada karyawan karena due cause dapat dilakukan dengan ....
A. ditindak kenaikan pangkatnya
B. menurunkan jabatan
C. memindahkan tempat kerja
D. sebaiknya langsung dipecat karena perilakunya tidak bias diperbaiki
Jawaban.
A. ditindak kenaikan pangkatnya
A. ditindak kenaikan pangkatnya
10) Pemberian insentif bias dilakukan dengan ....
A. stock option – memberi kesempatan memiliki saham perusahaan
B. memberi pengakuan misalnya sebagai karyawan paling produktif
C. employee ownership
D. benefit
Jawaban.
B. memberi pengakuan misalnya sebagai karyawan paling produktif
B. memberi pengakuan misalnya sebagai karyawan paling produktif
Kerjakanlah latihan berikut!
Jawaban.
Motivasi merupakan salah satu topik dalam bidang studi perilaku organisasi yang banyak mendapat perhatian. Penyebabnya karena motivasi terkait langsung dengan perilaku dan secara tidak langsung dengan kinerja organisasi. Oleh karena itu, para teoretisi banyak mengembangkan teori motivasi untuk membantu para manajer memotivasi para karyawannya agar mereka bekerja lebih baik dan lebih produktif dan ujung-ujungnya tujuan organisasi bisa tercapai. Secara umum, ada tiga alasan mengapa motivasi penting bagi manajemen. Pertama, memotivasi karyawan bukan sebuah pilihan, tetapi keharusan bagi para manajer terutama karena kapabilitas karyawan pada umumnya hanya rata-rata sehingga perlu dorongan agar mereka bekerja optimal. Kedua, memotivasi berarti melakukan perubahan, khususnya perubahan perilaku. Artinya, para manajer harus melakukan berbagai macam upaya, rekayasa dan intervensi agar perubahan tersebut menjadi kenyataan. Ketiga, barangkali yang terpenting, motivasi sesungguhnya hanya sebatas upaya agar orang yang dimotivasi mau melakukan tindakan, namun apakah orang tersebut mau melakukan tindakan, semuanya dikembalikan pada orang yang bersangkutan karena hanya orang bersangkutan yang mampu mengontrol dirinya. Artinya, memotivasi jauh lebih mudah jika yang dimotivasi mau mencoba
Motivasi merupakan salah satu topik dalam bidang studi perilaku organisasi yang banyak mendapat perhatian. Penyebabnya karena motivasi terkait langsung dengan perilaku dan secara tidak langsung dengan kinerja organisasi. Oleh karena itu, para teoretisi banyak mengembangkan teori motivasi untuk membantu para manajer memotivasi para karyawannya agar mereka bekerja lebih baik dan lebih produktif dan ujung-ujungnya tujuan organisasi bisa tercapai. Secara umum, ada tiga alasan mengapa motivasi penting bagi manajemen. Pertama, memotivasi karyawan bukan sebuah pilihan, tetapi keharusan bagi para manajer terutama karena kapabilitas karyawan pada umumnya hanya rata-rata sehingga perlu dorongan agar mereka bekerja optimal. Kedua, memotivasi berarti melakukan perubahan, khususnya perubahan perilaku. Artinya, para manajer harus melakukan berbagai macam upaya, rekayasa dan intervensi agar perubahan tersebut menjadi kenyataan. Ketiga, barangkali yang terpenting, motivasi sesungguhnya hanya sebatas upaya agar orang yang dimotivasi mau melakukan tindakan, namun apakah orang tersebut mau melakukan tindakan, semuanya dikembalikan pada orang yang bersangkutan karena hanya orang bersangkutan yang mampu mengontrol dirinya. Artinya, memotivasi jauh lebih mudah jika yang dimotivasi mau mencoba
2) Salah satu teori kebutuhan yang banyak mendapat perhatian dari kalangan akademisi maupun praktisi adalah Teori Hierarki Kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Coba jelaskan bagaimana bekerjanya teori tersebut dan asumsi-asumsi yang melandasi teori tersebut!
Jawaban.
Teori Hierarki Kebutuhan yang dikembangkan Abraham Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang bersifat hierarkis mulai dari kebutuhan paling dasar sampai kebutuhan tingkat tinggi. Secara natural manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhan di atasnya. Asumsi kedua, manusia pada dasarnya adalah sosok yang ingin berkembang sehingga ia akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya bukan sekadar kebutuhan fisik. Berdasarkan asumsi ini, Maslow mengidentifikasikan 5 kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis, yaitu kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Bagi seorang manajer mengetahui tingkat kebutuhan seorang karyawan menjadi amat penting agar bisa memotivasi mereka dengan tepat.
Teori Hierarki Kebutuhan yang dikembangkan Abraham Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang bersifat hierarkis mulai dari kebutuhan paling dasar sampai kebutuhan tingkat tinggi. Secara natural manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhan di atasnya. Asumsi kedua, manusia pada dasarnya adalah sosok yang ingin berkembang sehingga ia akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya bukan sekadar kebutuhan fisik. Berdasarkan asumsi ini, Maslow mengidentifikasikan 5 kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis, yaitu kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Bagi seorang manajer mengetahui tingkat kebutuhan seorang karyawan menjadi amat penting agar bisa memotivasi mereka dengan tepat.
3) Jelaskan bagaimana saudara mengaplikasikan teori kesetaraan (equity theory) ke dalam praktik?
Jawaban.
Teori kesetaraan (equity theory) berangkat dari satu asumsi bahwa karyawan dan perusahaan adalah dua pihak yang sedang melakukan pertukaran. Karyawan menjual tenaga dan perusahaan membeli jasa karyawan. Pertukaran ini akan berjalan wajar jika kedua belah pihak berkedudukan setara. Kesetaraan inilah landasan berpikir teori ini. Namun, kesetaraan tersebut lebih banyak dilihat dari perspektif karyawan. Artinya, apakah pertukaran tersebut dianggap setara atau tidak sangat bergantung pada persepsi karyawan. Jika terjadi ketidaksetaraan maka karyawan akan mengalami demotivasi. Oleh karena itu, dalam memberikan penghargaan kepada karyawan perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor pembanding untuk memastikan bahwa yang diberikan kepada karyawan betul-betul adil sehingga motivasi karyawan terus terjaga.
Teori kesetaraan (equity theory) berangkat dari satu asumsi bahwa karyawan dan perusahaan adalah dua pihak yang sedang melakukan pertukaran. Karyawan menjual tenaga dan perusahaan membeli jasa karyawan. Pertukaran ini akan berjalan wajar jika kedua belah pihak berkedudukan setara. Kesetaraan inilah landasan berpikir teori ini. Namun, kesetaraan tersebut lebih banyak dilihat dari perspektif karyawan. Artinya, apakah pertukaran tersebut dianggap setara atau tidak sangat bergantung pada persepsi karyawan. Jika terjadi ketidaksetaraan maka karyawan akan mengalami demotivasi. Oleh karena itu, dalam memberikan penghargaan kepada karyawan perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor pembanding untuk memastikan bahwa yang diberikan kepada karyawan betul-betul adil sehingga motivasi karyawan terus terjaga.
4) Jelaskan perbedaan dan sekaligus hubungan antara motivasi, perilaku, dan kinerja!
Jawaban.
Motivasi, perilaku, dan kinerja adalah tiga istilah dalam bidang studi perilaku organisasi yang sering disalahartikan seolah-olah mempunyai pengertian yang sama. Sesungguhnya ketiganya mempunyai pengertian berbeda meski secara konsep saling terkait. Secara definitif, motivasi adalah proses psikologis yang menyebabkan tergerak, terarahkan dan terpeliharanya secara terus-menerus tindakan-tindakan sukarela yang berorientasi pada satu tujuan tertentu. Definisi ini jelas menegaskan bahwa wujud dari proses motivasi adalah tindakan yang tidak lain perilaku berorientasi tujuan. Penjelasan ini sekaligus menegaskan pula bahwa motivasi tidak sama dengan perilaku, bahkan tidak semua perilaku diakibatkan oleh motivasi. Hanya perilaku yang berorientasi tujuan yang terkait dengan motivasi. Selanjutnya, apabila perilaku tersebut terakumulasi dalam jangka waktu lama – tercermin dari persistensi atau keajegan perilaku maka hasilnya adalah kinerja. Dengan kata lain, kinerja hanyalah hasil akhir dari perilaku yang bersumber pada motivasi. Keterkaitan inilah yang menyebabkan kajian tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja begitu banyak karena kinerja merupakan topik yang sangat diperhatikan para manajer.
Motivasi, perilaku, dan kinerja adalah tiga istilah dalam bidang studi perilaku organisasi yang sering disalahartikan seolah-olah mempunyai pengertian yang sama. Sesungguhnya ketiganya mempunyai pengertian berbeda meski secara konsep saling terkait. Secara definitif, motivasi adalah proses psikologis yang menyebabkan tergerak, terarahkan dan terpeliharanya secara terus-menerus tindakan-tindakan sukarela yang berorientasi pada satu tujuan tertentu. Definisi ini jelas menegaskan bahwa wujud dari proses motivasi adalah tindakan yang tidak lain perilaku berorientasi tujuan. Penjelasan ini sekaligus menegaskan pula bahwa motivasi tidak sama dengan perilaku, bahkan tidak semua perilaku diakibatkan oleh motivasi. Hanya perilaku yang berorientasi tujuan yang terkait dengan motivasi. Selanjutnya, apabila perilaku tersebut terakumulasi dalam jangka waktu lama – tercermin dari persistensi atau keajegan perilaku maka hasilnya adalah kinerja. Dengan kata lain, kinerja hanyalah hasil akhir dari perilaku yang bersumber pada motivasi. Keterkaitan inilah yang menyebabkan kajian tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja begitu banyak karena kinerja merupakan topik yang sangat diperhatikan para manajer.
5) Sebagian orang menganggap bahwa penilaian kinerja dianggap tidak perlu. Mengapa ada anggapan demikian? Jelaskan!
Jawaban.
Penilaian kinerja dianggap tidak perlu. Anggapan ini pada umumnya datang dari kalangan karyawan. Toh tidak semua karyawan enggan dinilai kinerjanya, hanya karyawan yang kinerjanya buruk atau memang secara natural tidak menyukai kerja meski tetap harus bekerja yang enggan dinilai kinerjanya karena dengan penilaian kinerja dirinya dan masa depannya merasa terancam. Sebaliknya, para manajer sebagai wakil organisasi justru sangat peduli terhadap penilaian kinerja., pada dasarnya organisasi merekrut karyawan dengan tujuan agar karyawan bisa membantu organisasi mencapai tujuannya. Jadi, penilaian kinerja tidak lain adalah alat untuk mengetahui sejauh mana perilaku karyawan sejalan dengan keinginan organisasi. Bagi para manajer itu sendiri, kinerja karyawan yang baik merupakan cermin bahwa dirinya bisa memimpin orang lain dengan baik yang secara tidak langsung juga menunjukkan kinerjanya. Hanya saja bagi manajer atau supervisor yang tidak memiliki kemampuan cukup menilai kinerja karyawan juga bukan pekerjaan mudah karena buruknya kinerja karyawan juga menjadi cerminan buruknya kinerja manajer.
Penilaian kinerja dianggap tidak perlu. Anggapan ini pada umumnya datang dari kalangan karyawan. Toh tidak semua karyawan enggan dinilai kinerjanya, hanya karyawan yang kinerjanya buruk atau memang secara natural tidak menyukai kerja meski tetap harus bekerja yang enggan dinilai kinerjanya karena dengan penilaian kinerja dirinya dan masa depannya merasa terancam. Sebaliknya, para manajer sebagai wakil organisasi justru sangat peduli terhadap penilaian kinerja., pada dasarnya organisasi merekrut karyawan dengan tujuan agar karyawan bisa membantu organisasi mencapai tujuannya. Jadi, penilaian kinerja tidak lain adalah alat untuk mengetahui sejauh mana perilaku karyawan sejalan dengan keinginan organisasi. Bagi para manajer itu sendiri, kinerja karyawan yang baik merupakan cermin bahwa dirinya bisa memimpin orang lain dengan baik yang secara tidak langsung juga menunjukkan kinerjanya. Hanya saja bagi manajer atau supervisor yang tidak memiliki kemampuan cukup menilai kinerja karyawan juga bukan pekerjaan mudah karena buruknya kinerja karyawan juga menjadi cerminan buruknya kinerja manajer.
6) Sistem penghargaan dan insentif adalah dua hal berbeda meski keduanya berkaitan dengan kinerja. Benarkah demikian? Jelaskan!
Jawaban.
Memang betul bahwa sistem penghargaan dan insentif merupakan dua konsep berbeda. Sistem penghargaan merupakan konsekuensi logis dari hubungan transaksional (kontrak psikologis) antara karyawan dengan organisasi. Artinya, organisasi bertanggung jawab untuk memberi kompensasi kepada karyawan karena melibatkan karyawan dengan organisasi tanpa melihat apakah karyawan berkinerja baik atau tidak. Dengan kata lain, penghargaan tidak berhubungan langsung dengan baik buruknya kinerja karyawan. Sementara itu, insentif justru berhubungan langsung dengan kinerja karyawan. Insentif sengaja diberikan kepada karyawan jika kinerja mereka baik. Lebih dari itu, insentif sesungguhnya diberikan kepada karyawan untuk mendorong mereka terus berkinerja baik dan lebih baik agar tujuan organisasi yang telah dicanangkan sebelumnya bisa segera tercapai.
Memang betul bahwa sistem penghargaan dan insentif merupakan dua konsep berbeda. Sistem penghargaan merupakan konsekuensi logis dari hubungan transaksional (kontrak psikologis) antara karyawan dengan organisasi. Artinya, organisasi bertanggung jawab untuk memberi kompensasi kepada karyawan karena melibatkan karyawan dengan organisasi tanpa melihat apakah karyawan berkinerja baik atau tidak. Dengan kata lain, penghargaan tidak berhubungan langsung dengan baik buruknya kinerja karyawan. Sementara itu, insentif justru berhubungan langsung dengan kinerja karyawan. Insentif sengaja diberikan kepada karyawan jika kinerja mereka baik. Lebih dari itu, insentif sesungguhnya diberikan kepada karyawan untuk mendorong mereka terus berkinerja baik dan lebih baik agar tujuan organisasi yang telah dicanangkan sebelumnya bisa segera tercapai.
No comments:
Post a Comment