-->
Get new posts by email:
Informasi jadwal, lokasi, dan numpang ujian bagi mahasiswa UT yang akan mengikuti Ujian Akhir Semester UAS pada semester 2023/2024 Ganjil di wilayah UT Denpasar. Jangan lupa untuk cetak KTPU melalui https://myut.ut.ac.id Jika mahasiswa ingin mengajukan numpang ujian, silahkan mengajukan melalui form online https://sl.ut.ac.id/numpang-ujian77

Diskusi 4 Tuton UT Universitas Terbuka EKMA4565 – Manajemen Perubahan

 on Monday, January 1, 2024  



Diskusi 4 Tuton UT Universitas Terbuka EKMA4565 – Manajemen Perubahan

Diskusi 4 Tuton UT Universitas Terbuka EKMA4565 – Manajemen Perubahan


Pertanyaan Diskusi 4 Tuton EKMA4565

Pada sesi 4, Anda diharapkan menyebutkan enam dimensi perubahan organisasi. Selanjutnya, sampaikan pendapat Anda:

Apakah Anda setuju saat manajer mengajukan ide-ide perubahan sebaiknya tidak melupakan hal paling esensial dalam kehidupan organisasi yakni mindset atau budaya organisasi dibanding sekedar menonjolkan hal rasional, analitik, dan logis tentang ide perubahan tersebut? Jelaskan!

Jawaban ;

Aspek rasional, seperti dikatakan Marshak, sesungguhnya hanya salah satu dari enam dimensi perubahan organisasi. Kelima dimensi lainnya adalah politik, inspirasi, emosi, mindset dan psikodinamik. Marshak mengatakan pula, dari keenam dimensi tersebut hanya rasional atau reason yang bersifat overt (terbuka) sedangkan selebihnya bersifat hidden (tersembunyi).

Karena terkungkung dengan pikiran rasional, konsekuensinya ketika memaparkan ide-idenya untuk perubahan organisasi para manajer juga menggunakan alasan-alasan yang rasional. Dimensi yang tersembunyi (covert dimensions) menjadi terabaikan dan tidak pernah dibicarakan secara terbuka. Barangkali manajer lupa bahwa yang memiliki kepentingan bukan hanya para pemilik atau investor. Dalam kehidupan organisasi setiap individu termasuk karyawan pada umumnya dan diri para manajer juga, masingmasing mempunyai kepentingan.

Enam dimensi perubahan organisasi adalah sebagai beriku :

1. Reason/Akal (Rasional, analitik dan logis)
Organisasi-organisasi besar yang dikelola dengan menggunakan pendekatan manajemen modern, manajer cenderung berpikiran rasional dan pikiran tersebut mendominasi kehidupannya. Penyebabnya boleh jadi karena manajer semata-mata menganggap organisasi sebagai mesin (Morgan, 1996) yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan. Karena terkungkung dengan pikiran rasional, konsekuensinya ketika memaparkan ide-idenya untuk perubahan organisasi para manajer juga menggunakan alasan-alasan yang rasional. Dimensi yang tersembunyi (covert dimensions) menjadi terabaikan dan tidak pernah dibicarakan secara terbuka. kepentingan bukan hanya para pemilik atau investor. Dalam kehidupan organisasi setiap individu termasuk karyawan pada umumnya dan diri para manajer juga, masing-masing mempunyai kepentingan.

2. Politik (Kepentingan individu dan kelompok)
Berpolitik di dalam organisasi sesungguhnya merupakan hal yang lumrah terjadi mengingat politik identik dengan kepentingan. Para manajer juga lupa menyampaikan kepada karyawan jika perubahan yang diusulkannya masih dalam ranah nilai dan visi organisasi yang sebelumnya telah disepakati bersama.

3. Inspirasi (Aspirasi berbasis nilai dan visi)
Para manajer juga lupa menyampaikan kepada karyawan jika perubahan yang diusulkannya masih dalam ranah nilai dan visi organisasi yang sebelumnya telah disepakati bersama. Akibatnya usulan perubahan tersebut gagal memberi inspirasi dan memotivasi karyawan untuk merubah prilakunya karena karyawan merasa bahwa para manajer mengingkari kesepakatan yang telah mereka buat.

4. emosi (Perasaan afektif dan reaktif)
Setiap individu karyawan secara emosional pasti akan terpengaruh ketika mendengar samar-samar akan terjadi perubahan organisasi. Akibatnya meski perubahan itu sendiri belum terwujud mereka mengekspresikan perasaannya dalam berbagai bentuk: ada yang sekedar mengabaikan isu

tersebut sambil bersiap-siap mencari cara untuk balas dendam jika perubahan tersebut betul-betul dilaksanakan; ada yang seketika menyuarakan ketidaksetujuannya; dan ada juga yang bersiap-siap pindah kerja karena merasa organisasi yang sekarang bukan lagi menjadi tempat yang layak untukmeniti karir.

5. mindset (Berpedoman pada keyakinan dan asumsi dasar)
karena mengajukan ide-ide perubahan murni berbasiskan rasionalitas, sering kali para manajer justru lupa menyampaikan hal yang paling esensial dalam kehidupan organisasi yakni mindset atau budaya organisasi yang terlanjur dijadikan landasan berpikir dan bertindak karyawan. Padahal terbentuknya mindset tersebut sesungguhnya para manajer pula yang menjadi pemandunya. Akibatnya tidak jarang karyawan menuduh manajer mereka bertindak tidak konsisten kalau tidak dikatakan narsis mereka yang mendorong dan mereka pula yang merubah mindset.

6. Psikodinamik (Pertahanan diri berbasis pada kekhawatiran dan alam bawah sadar)
Psikodinamik merupakan dimensi tersembunyi yang kerap menyebabkan kegalauan dan menjadi sumber penurunan kinerja karyawan tetapi tidak dipikirkan para manajer dalam perubahan organisasi adalah psikodinamika yang bersemayam di bawah alam sadar karyawan. Alasan paling rasional yang digunakan manajer untuk mengajukan usulan perubahan adalah menurunnya kondisi organisasi. Dalam batas-batas tertentu karyawan pun sadar akan kondisi tersebut. Namun ketika kondisi tersebut diungkap secara terbuka oleh manajer justru kesadaran karyawan menyebabkan gangguan dinamika psikologis mereka. Karyawan mulai sinis akan kemampuan para manajer, cemas, takut dan ujung-ujungnya stres. Dampak langsungnya adalah semangat kerja dan kemampuan kerja karyawan mulai menurun.

Apakah Anda setuju saat manajer mengajukan ide-ide perubahan sebaiknya tidak melupakan hal paling esensial dalam kehidupan organisasi yakni mindset atau budaya organisasi dibanding sekedar menonjolkan hal rasional, analitik, dan logis tentang ide perubahan tersebut? Jelaskan!

Saya setuju dalam mengajukan ide-ide perubahan manajer sebaiknya tidak melupakan hal paling esensial dalam kehidupan organisasi yakni mindset atau budaya. Karena mindset perusahaan itu biasanya sudah sangat mendarah daging dengan kehidupan karyawan di perusahaan. Jadi jika manajer ingin melakukan perubahan tentang ide-iderasional, analitik, dan logis, maka manajer terlebih dahulu harus berupaya merubah landasan berfikir karyawan secara bertahap, sehingga karyawan akan dapat menerima ide-ide perubahan yang lainnya.

Perubahan budaya di tempat kerja tidak dapat dipaksakan. Untuk itu jika ingin perubahan berhasil, lakukan perubahan secara bertahap. Tujuaanya adalah memberikan waktu kepada karyawan untuk dapat beradaptasi. Menyesuaikan dan beradaptasi di budaya yang baru sangatlah sulit, untuk itu lakukan secara bertahap agar tidak terjadi culture shock. Dengan melakukan perubahan yang bertahap ini juga menjaga karyawan tetap bahagia saat di tempat kerja.

Banyak faktor dan keadaan yang membuat sebuah perusahaan harus melakukan perubahan budaya di tempat kerja. Faktor dan alasan bisa berupa perubahaan dalam pertumbuhan perusahaan, manajemen atau kepemimpinan perusahaan yang berganti, banyaknya turnover yang dialami perusahaan tersebut dan sebagainya.

Sumber :
SOBIRIN, Achmad. (2014). EKMA4565. Materi pokok manajemen perubahan. Jakarta: Universitas Terbuka
https://resources.urbanhire.com/mengelola-perubahan-budaya-di-tempat-kerja/


Diskusi 4 Tuton UT Universitas Terbuka EKMA4565 – Manajemen Perubahan 4.5 5 Bank soal UT Monday, January 1, 2024 Diskusi 4 Tuton UT Universitas Terbuka EKMA4565 – Manajemen Perubahan Pertanyaan Diskusi 4 Tuton EKMA4565 Pada sesi 4, Anda diharapkan menye...



No comments:

Post a Comment