Diskusi 2 TAP Tugas Akhir Program Manajemen Operasi EKMA4500 beserta kunci jawabannya
PT. Sandang Prima adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen yang telah berdiri sejak tahun 1978. Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga Kapoor, yang memang terkenal sebagai pengusaha di bidang garmen dan textile yang terkemuka di Indonesia. Di tengah gejolak industri garmen yang semakin runcing, PT. Sandang Prima patut berbangga hati karena merupakan salah satu perusahaan garmen nasional yang mampu bertahan di tengah badai krisis yang melanda dunia.
Salah satu jenis produk PT. Sandang Prima adalah t-shirt dan celana santai dengan merek “Classic” untuk pelajar dan mahasiswa. Desain, warna dan bahan selalu dipilih yang paling sesuai dengan segmen yang dituju dan selalu mengikuti perkembangan mode. Selain produk baju santai, PT. Sandang Prima juga memproduksi pakaian resmi untuk pekerja kantoran, baik pria maupun wanita dengan tetap mengutamakan kenyaman bahan dan corak yang sesuai.
Produksi yang ditujukan untuk beberapa kelompok pembeli/segmen pasar tersebut, menyebabkan PT. Sandang Prima memiliki jenis bahan baku yang berbeda-beda. Setidaknya terdapat tiga bahan baku utama , yaitu bahan baku A, bahan baku B, dan bahan baku C yang diperlukan PT. Sandang Prima untuk melakukan produksi. Agar dapat melakukan pekerjaan dengan lebih efektif, PT. Sandang Prima memutuskan untuk menggunakan sistem EOQ dalam pengadaan bahan bakunya. Sistem ini diharapkan mampu menghemat sebanyak 30% dari biaya persediaan yang selama ini dikeluarkan PT. Sandang Prima. Adapun data biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan kebutuhan bahan selama satu tahun untuk bahan baku yang digunakan adalah:
-Biaya pemesanan Rp. 500.000 / pesan-Biaya penyimpanan Rp. 15.000 / roll
-Kebutuhan bahan baku A = 150.000 roll per tahun
-Kebutuhan bahan baku B = 100.000 roll per tahun
-Kebutuhan bahan baku C = 75.000 roll per tahun
Pada awal tahun 2020, PT. Sandang Prima berencana untuk memperluas daerah pemasaran meliputi wilayah Indonesia bagian timur yang diharapkan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan. Pihak manajemen memiliki 3 alternatif kota yang dapat dijadikan pabrik baru, yaitu kota A, kota B, dan kota C. Gudang ini berfungsi untuk menerima barang dari pusat dan selanjutnya memasarkan barang-barang tersebut ke seluruh kota pemasaran di wilayah Indonesia timur. Apabila gudang ditempatkan di kota A, maka biaya tetap per bulan yang akan ditanggung perusahaan saat gudang telah beroperasi adalah sebesar Rp 25.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp1.250 per unit. Untuk kota B, biaya tetap per bulan adalah sebesar Rp35.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp. 1.200 per unit, dan untuk kota C biaya tetap per bulan adalah Rp30.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp1.100 per unit. Perusahaan menetapkan unit yang akan diproduksi adalah sebanyak 1.000 unit per bulan.
PERTANYAAN:
1.Tentukan persediaan optimal masing-masing bahan baku dengan menggunakan metode EOQ!
2.Tentukan lokasi gudang mana yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel di tiap-tiap lokasi!
Jawaban:
Selamat pagi semuanya, berikut jawaban saya pada diskusi ini :
1). Diketahui :
- Biaya pemesanan (S) Rp. 500.000 / pesan
- Biaya penyimpanan (H) Rp. 15.000 / roll
- Kebutuhan bahan baku A (D) = 150.000 roll per tahun
- Kebutuhan bahan baku B (D)= 100.000 roll per tahun
- Kebutuhan bahan baku C (D) = 75.000 roll per tahun
Tentukan persediaan optimal masing-masing bahan baku dengan menggunakan metode EOQ!
Q = v2(D.S)/H
Q = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang sediaan, dalam unit
S = Biaya pemesanan setiap kali pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Bahan Baku A
QA = v2(D.S)/H
QA = v2(150.000 x 500.000)/15.000
QA = v2(5.000.000)
QA = v10.000.000
QA = 3.162,28
Persediaan optimal bahan baku A = 3.162 Roll per tahun
Biaya persediaan TIC (A) :
TIC (A) = V(2 x 3.162 x 500.000 x 15.000)
TIC (A) = 6.886.944,17
Jadi Biaya persediaan TIC (A) untuk Kebutuhan bahan baku A = 150.000 roll per tahun adalah : TIC (A) = Rp. 6.886.944
Bahan Baku B
QB = v2(D.S)/H
QB = v2(100.000 x 500.000)/15.000
QB = v2(3.333.333,3)
QB = v6.666.666,7
QB = 2.581,99
Persediaan optimal bahan baku B = 2.582 Roll per tahun
Biaya persediaan TIC (B) :
TIC (B) = V(2 x 2.581 x 500.000 x 15.000)
TIC (B) = 6.222.137,89
Jadi Biaya persediaan TIC (B) untuk Kebutuhan bahan baku B = 100.000 roll per tahun adalah : TIC (B) = Rp. 6.222.137,89
Bahan Baku C
QC = v2(D.S)/H
QC = v2(75.000 x 500.000)/15.000
QC = v2(2.500.000)
QC = v5.000.000
QC = 2.236,07
Persediaan optimal bahan baku C = 2.236 Roll per tahun
Biaya persediaan TIC (C) :
TIC (B) = V(2 x 2.236 x 500.000 x 15.000)
TIC (B) = 5.791.372,89
Jadi Biaya persediaan TIC (C) untuk Kebutuhan bahan baku B = 75.000 roll per tahun adalah : TIC (C) = Rp. 5.791.372,89
2. Diketahui :
A = Biaya Tetap Rp 25.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp1.250 per unit.
B = Biaya tetap Rp35.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp. 1.200 per unit,
C = Biaya tetap Rp30.000.000 dan biaya variabel sebesar Rp1.100 per unit.
Perusahaan menetapkan unit yang akan diproduksi adalah sebanyak 1.000 unit per bulan.
Tentukan lokasi gudang mana yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel di tiap-tiap lokasi!
Kota A = Rp 25.000.000 + Rp 1.250 (1000)
= Rp 25.000.000 + Rp 1.250.000
= Rp 26.250.000
Kota B = Rp 35.000.000 + Rp 1.200 (1000)
= Rp 35.000.000 + Rp 1.200.000
= Rp 36.200.000
Kota C = Rp 30.000.000 + Rp 1.100 (1000)
= Rp 30.000.000 + Rp 1.100.000
= Rp 31.100.000
Dari hasil perhitungan di atas, jadi PT. Sandang Prima sebaiknya memilih lokasi Kota A , karena Kota A memiliki biaya yang paling murah yaitu Rp 26.250.000 pada jumlah produksi 1.000 unit per bulan.
Sekian dan terima kasih.
No comments:
Post a Comment