Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Harga relatif mata uang asing terhadap mata uang domestik disebut sebagai ....
A. kurs
B. nilai tambah
C. nilai uang
D. nilai depresiasi
Jawaban. A. kurs
Abimanyu (2004) memaparkan nilai tukar sebagai harga mata uang relatif terhadap mata uang negara lain, dan oleh karena itu, nilai tukar ini mencakup dua mata uang maka titik keseimbangannya ditentukan oleh tarik menarik antara permintaan dan penawaran dari kedua mata uang tersebut. Menurut Salvatore (1997), nilai tukar merupakan harga dari satuan mata uang terhadap mata uang as ing lainnya atau nilai dari suatu mata uang asing terhadap nilai mata uang lainnya.
2) Di antara hal berikut merupakan sistem nilai tukar, kecuali ....
A. sistem nilai tukar tetap
B. sistem nilai tukar mengambang bebas
C. sistem nilai tukar mengambang terkendali
D. sistem nilai tukar otomatis
Jawaban. D. sistem nilai tukar otomatis
Keleluasaan perseorangan dalam membeli serta menjual emas di dalam negeri ataupun dari/ke luar negeri memiliki implikasi bahwa antar negara yang bertransaksi menganut sistem nilai tukar mata uang yang tetap (Fixed exchange rate system). Selain itu, terdapat keharusan untuk menjamin jumlah uang beredar dengan persediaan emas guna mendukung agar harga resmi emas tetap terjamin.
Pada periode perang dunia pertama hingga tahun 1925, banyak negara yang menganut sistem nilai tukar mata uang mengambang dengan tanpa adanya intervensi dari bank sentral. Akan tetapi, pada masa depresi (Great Depression) banyak negara yang akhirnya banyak negara meninggalkan sistem standar emas dan mempergunakan sistem nilai tukar mata uang mengambang bebas atau sistem nilai tukar mata uang mengambang terkendali. Sistem nilai tukar yang disepakati sebagai hasil dari kesepakatan dari konferensi Bretton Woods itu akhirnya dikenal juga sebagai sistem Bretton Woods.
3) Yang merupakan periode dalam sejarah sistem moneter internasional adalah periode ....
A. standar perak
B. barter
C. Bretton Woods
D. colonial
Jawaban. C. Bretton Woods
Gosh, Gulde dan Wolf (2002), menjelaskan tentang sistem moneter internasional dibagi menjadi enam periode, di antaranya; (1) periode standar emas (Gold standard), (2) periode dismal (Dismal Period), (3) periode standar tukar emas (Gold Exchange Standard), (4) periode nasionalisme moneter (Monetary Nationalism), (5) periode sistem Bretton Woods (Post-Bretton Woods Period). Namun, terdapat juga beberapa penulis yang mengelompokkan periode 2, 3 dan 4 menjadi satu periode, sehingga periode sistem moneter internasional dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: periode standar emas (Gold standard), periode perang dunia pertama dan kedua, periode sistem Bretton Woods (Bretton Woods system), dan periode pasca Bretton Woods (Post-Bretton Woods Period) Copeland (1992).
4) Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah berubahnya berbagai faktor berikut, kecuali ....
A. inflasi
B. tingkat pendapatan
C. suku bunga
D. jumlah penduduk
Jawaban D. jumlah penduduk
Madura (1997) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain, di antaranya adalah:
1. Perubahan Tingkat Inflasi Relatif
2. Perubahan Tingkat Suku Bunga Relatif
3. Perubahan Tingkat Pendapatan Relatif
4. Pengendalian Pemerintah
5. Ekspektasi Masa Depan
5) Hubungan antara nilai tukar dan inflasi dapat ditunjukkan melalui transmisi… dan transmisi ....
A. langsung, penuh
B. penuh, tidak langsung
C. langsung, tidak langsung
D. berulang, langsung
Jawaban C. langsung, tidak langsung
hubungan antara nilai tukar dan harga. selain dikenal hubungan langsung, dikenal hubungan juga hubungan tidak langsung antara nilai tukar dan harga. Hubungan antara nilai tukar dan harga ditransmisikan melalui permintaan domestik dan permintaan eksternal bers ih atau ekspor dan impor. Mekanisme dari transmisi permintaan domestik dapat terjadi atas perubahan harga melalui berubahnya harga relatif antara antara harga barang domestik dengan harga barang impor
6) Tujuan dari kebijakan nilai tukar negara Indonesia secara umum diatur dalam ....
A. UU No 1 Tahun 2004
B. UU No 2 Tahun 2004
C. UU No 3 Tahun 2004
D. UU No 4 Tahun 2004
Jawaban C. UU No 3 Tahun 2004
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga -harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.
7) Negara Indonesia beralih ke sistem nilai tukar mengambang penuh (floating exchange rate system) semenjak tanggal ....
A. 11 Juli 1997
B. 10 Agustus 1997
C. 16 Juli 1997
D. 14 Agustus 1997
Jawaban D. 14 Agustus 1997
Negara Indonesia beralih ke sistem nilai tukar mengambang penuh (floating exchange rate system) semenjak tanggal 14 Agustus 1997
8) Kebijakan sanering diterapkan di Indonesia pada tanggal ....
A. 15 Agustus 1959
B. 20 Agustus 1959
C. 23 Agustus 1959
D. 25 Agustus 1959
Jawaban. D. 25 Agustus 1959
Seiring dengan perkembangan ekonomi yang makin memburuk dan inflasi yang sangat tinggi tersebut, mengakibatkan nilai tukar rupiah terus menerus merosot. Perkembangan yang sedemikian itu menyebabkan nilai tukar menjadi over valued. Guna mengatasi permasalahan tersebut, di sisi kebijakan moneter, pemerintah melakukan kebijakan sanering uang pada tanggal 25 Agustus 1959 dengan menurunkan nilai uang pecahan Rp 500 dan Rp 1.000 menjadi Rp 50 dan Rp 100.
9) Sistem nilai tukar yang dianut dalam periode deregulasi ekonomi adalah sistem nilai tukar ....
A. mengambang terkendali dengan pita intervensi yang sempit
B. mengambang terkendali dengan pita intervensi yang lebar
C. mengambang bebas
D. tetap
Jawaban B. mengambang terkendali dengan pita intervensi yang lebar
Semenjak tahun 1992 dilakukanlah penyesuaian kebijakan nilai tukar dengan cara memperlebar pita intervensi. Kebijakan ini dilaksanakan untuk mencegah dana jangka pendek dipergunakan untuk kegiatan spekulasi di pasar valuta asing di dalam negeri. Bersamaan dengan adanya kebijakan tersebut, sistem nilai tukar mengambang terkendali disempurnakan kembali pada tanggal 29 Desember 1995 dengan adanya penggunaan batas kurs intervensi selain kurs konversi.
10) Kebijakan menggunting uang DJB, Hindia Belanda dan NICA (Gunting Sjafrudin) adalah kebijakan pengurangan nilai mata uang dilaksanakan pada masa periode ....
A. perjuangan kemerdekaan
B. ekonomi terpimpin
C. stabilisasi, rehabilitasi dan pembangunan ekonomi
D. pada saat dan pasca krisis
Jawaban A. perjuangan kemerdekaan
Kebijakan Nilai Tukar pada Periode Perjuangan Kemerdekaan
(1945-1959). Berkaitan dengan kebijakan dalam mengatasi tingginya laju inflasi, pemerintah melaksanakan kebijakan dalam pengetatan moneter dengan menggunting (Gunting Sjafrudin) uang De Javasche Bank (DJB), uang Hindia Belanda serta uang NICA pada tanggal 19 Maret 1950.
No comments:
Post a Comment